Semua orang pasti pernah bertamu, pada waktu bertamu
harus menjaga MAKARIMUL AKHLAK ( budi pekerti mulia), yang di antaranya;
1). Gelagat dan kelakuan
(tindakan), harus unggah-ungguh (andap asor/sopan) dan anteng (diam) seluruh
anggota badan, sampai matanya juga maksudnya mata jangan lirak-lirik kesana
kemari melihat-lihat perabotan rumah shohibul bait, dengok-dengok (berdiri
lihat terus duduk lagi) atau lihat apa-apa dengan melirik-lirik miring-miring,
supaya tidak di kira mau mencuri, juga tidak boleh melihat sambil melotot pada
apa saja terlebih pada shohibul bait (yang punya rumah) supaya tidak di kira mau
memukul.
Badan jangan usil (duduk tak tenang) berubah ubah
posisi kesana kemari, juga jangan berdiri sambil berkacak pinggang, menaruh
telapak tangan di kening, juga jangan melipat tangan seperti orang menyembah,
dan cemberut sampai melampoi batas.
2). Ketika sedang
bercakap-cakap (ngobrol) wajahnya jangan menyelimur seperti tidak menghiraukan
shokhibul bait sedang bicara dan suara tamu jangan sampai lebih keras dari
shokhibul bait harus lebih lemah.
3). Isi dari pembicaraan
jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain, jika ada yang memulai ghibah
(gossip) yang satunya harus menghalihkan pembicaraan (di isi dengan pembicaraan
lain), entah dari tamu ataupun shohibul bait.
~ ghibah (gossip) dosanya
besar sekali, di dalam Al Qur’an di sebutkan ,, Seperti memakan daging saudara
sendiri yang sudah meninggal,,
4). Jika di suguhi, meskipun
sudah kenyang jangan memuji makanan yang baru dimakan enak sekali, supaya tidak di kira meminta
makanan (suguhan) yang lebih enak dari yang sudah di sediakan.
5). Suguhan apa saja yang
tidak di sukai, jangan di cacat (hina/ejek), karena membuat sakit hatinya
shohibul bait.
6). Jika suguhan itu berupa
mut-mutan (permen) jangan di kunyah karena kurang sopan.
7). Kalau ada kucing meskipun
kucing itu milik shohibul bait, jangan memberi makan pada kucing itu suguhan
yang di sediakan shohibul bait.
8). Tamu hendaknya bisa
mengira-ngira waktu sebentar atau lamanya bertamu, dengan melihat kerepotan
dari shohibul bait ( Ridho dan ikhlasnya saat menemani tamu).
~caranya mengukur waktu di
kira-kira jamnya seumpama jam sekian shohibul bait sedang sibuk bekerja, lebih
baik secukupnya saja ketika bertamu, namun kalau ternyata sama luang waktunya
saat bertemu supaya sampai selesai keperluannya.
9). Jangan karna ketika
bertamu yang di datangi senang sekali, jangan karena itu terus datang bertamu
terus tanpa kenal waktu, seumpama biasanya tiap hari bertamu ya harus di kasih
senggang waktu biar tidak membosankan.
10). Bertamu harus dengan niat
Lillahi Ta’ala, jangan mempunyai niat agar di hormati. Menganggap unggul pada
dirinya sendiri.
11). Tamu sangat tidak sopan
(buruk sekali) jika meminta apa-apa dalam hal duniawiyah , sebab bisa membuat
malu ketika yang diminta itu tidak bisa di berikan pasti malu, atau shohibul
bait terlihat orang mampu namun tidak member begitu juga menjadikan malu, sebab
dirinya juga masih membutuhkan.
Namun jika yang diminta adalah
bab ruhani, ilmu maka itu lebih baik dan sunnah hukumnya.
12). Paling lamanya bertamu
itu tiga hari.