Kamis, 31 Mei 2012

BAB (6). MAR’AH SHOLIHAH SAAT BERTAMU

                Semua orang pasti pernah bertamu, pada waktu bertamu harus menjaga MAKARIMUL AKHLAK ( budi pekerti mulia), yang di antaranya;

1). Gelagat dan kelakuan (tindakan), harus unggah-ungguh (andap asor/sopan) dan anteng (diam) seluruh anggota badan, sampai matanya juga maksudnya mata jangan lirak-lirik kesana kemari melihat-lihat perabotan rumah shohibul bait, dengok-dengok (berdiri lihat terus duduk lagi) atau lihat apa-apa dengan melirik-lirik miring-miring, supaya tidak di kira mau mencuri, juga tidak boleh melihat sambil melotot pada apa saja terlebih pada shohibul bait (yang punya rumah) supaya tidak di kira mau memukul.
                Badan jangan usil (duduk tak tenang) berubah ubah posisi kesana kemari, juga jangan berdiri sambil berkacak pinggang, menaruh telapak tangan di kening, juga jangan melipat tangan seperti orang menyembah, dan cemberut sampai melampoi batas.

2). Ketika sedang bercakap-cakap (ngobrol) wajahnya jangan menyelimur seperti tidak menghiraukan shokhibul bait sedang bicara dan suara tamu jangan sampai lebih keras dari shokhibul bait harus lebih lemah.

3). Isi dari pembicaraan jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain, jika ada yang memulai ghibah (gossip) yang satunya harus menghalihkan pembicaraan (di isi dengan pembicaraan lain), entah dari tamu ataupun shohibul bait.

~ ghibah (gossip) dosanya besar sekali, di dalam Al Qur’an di sebutkan ,, Seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah meninggal,,

4). Jika di suguhi, meskipun sudah kenyang jangan memuji makanan yang baru dimakan  enak sekali, supaya tidak di kira meminta makanan (suguhan) yang lebih enak dari yang sudah di sediakan.

5). Suguhan apa saja yang tidak di sukai, jangan di cacat (hina/ejek), karena membuat sakit hatinya shohibul bait.

6). Jika suguhan itu berupa mut-mutan (permen) jangan di kunyah karena kurang sopan.

7). Kalau ada kucing meskipun kucing itu milik shohibul bait, jangan memberi makan pada kucing itu suguhan yang di sediakan shohibul bait.

8). Tamu hendaknya bisa mengira-ngira waktu sebentar atau lamanya bertamu, dengan melihat kerepotan dari shohibul bait ( Ridho dan ikhlasnya saat menemani tamu).

~caranya mengukur waktu di kira-kira jamnya seumpama jam sekian shohibul bait sedang sibuk bekerja, lebih baik secukupnya saja ketika bertamu, namun kalau ternyata sama luang waktunya saat bertemu supaya sampai selesai keperluannya.

9). Jangan karna ketika bertamu yang di datangi senang sekali, jangan karena itu terus datang bertamu terus tanpa kenal waktu, seumpama biasanya tiap hari bertamu ya harus di kasih senggang waktu biar tidak membosankan.

10). Bertamu harus dengan niat Lillahi Ta’ala, jangan mempunyai niat agar di hormati. Menganggap unggul pada dirinya sendiri.

11). Tamu sangat tidak sopan (buruk sekali) jika meminta apa-apa dalam hal duniawiyah , sebab bisa membuat malu ketika yang diminta itu tidak bisa di berikan pasti malu, atau shohibul bait terlihat orang mampu namun tidak member begitu juga menjadikan malu, sebab dirinya juga masih membutuhkan.
Namun jika yang diminta adalah bab ruhani, ilmu maka itu lebih baik dan sunnah hukumnya.

12). Paling lamanya bertamu itu tiga hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar