Kaum perempuan pada umumnya adalah pemegang kunci
dapur, mengatur keperluan dapur sehari-harinya untuk kebutuhan makan. Maka dari
itu perlu untuk di terangkan, bagaimana kewajiban seorang pada Orang Tua yang
sudah lanjut usia/jompo. Kuwajibannya seperti kepada anaknya yang masih kecil,
malah harus lebih sabar dan telaten juga harus kuat perasaannya dari segala
macam godaan syetan, karna syetan itu pasti membujuk agar bosen merawat orang
tua.
Harus di ingat-ingat kalau mengasuh anak kecil
bagaimana repotnya bagaimana susahnya, namun orang tua selalu menghadapi dengan
hati ikhlas dan sabar meminta supaya si anak panjang umur, ingin merawat
anaknya sampai ia besar dan berumah tangga (rumah-rumah sendiri), tapi pikiran
anak yang merawat orang tuanya yang sudah lanjut usia malah ingin supaya
cepat-cepatlah lepas dari kesusahannya. Begitu halnya sama dengan berharap
orang tuanya cepat hilang dari hidupnya, malah banyak diantaranya mendo’akan
agar cepat meninggal.
Dari itu seorang anak harus mensyukuri nikmat
wujudnya (adanya dia di dunia) kalau tidak ada Bapak-Ibu, anak juga tidak akan
pernah ada sampai hari kiamat sekalipun. Bila bisa merasa begitu (menyukuri)
tentu tidak akan menjadi bosan merawat Bapak-Ibu yang sudah lanjut usia.
Kalau anak tidak berpikir demikian, lalu akan capek
dan tidak suka melihat Orangtuanya lalu kondisi Orangtua jadi awut-awutan bahkan
tidak di rawat sama sekali. Bahkan tidak sampai di situ ada anak yang karna itu
tega membunuh Orangtuanya sendiri hanya untuk mendapatkan harta warisannya.
Di dalam hokum islam, anak kepada Orangtua itu aurat
sekali, apalagi sampai membunuh, sedang hanya membentak saja hukumnya haram,
seperti Firman Allah SWT ,, WALA TAQULLAHUMA UFFIN WA LA TANHAR HUMA,, Artinya;
dan jangan kamu bicara kasar pada Bapak-Ibumu dan juga jangan membentak pada
keduanya,,.
Adab anak kepada Orangtua yang
sudah lanjut usia (jompo) yaitu:
1). Mengahadapi Orangtua yang
telah lanjut usia harus lebih sabar dan telaten.
2). Meskipun Orangtua tidak
mau makan, anak harus lebih mengerti, dan mengusahakan kebutuhannya, umpamanya
sedang musim dingin ya sediakan selimut, hangat-hangat kalo perlu api unggun.
3). Susahnya dan buruknya
Orangtua jangan di ghibah (gosipin).
4). Jangan memerintah/menyuruh
meskipun pekerjaan yang ringan.
5). Dalam menyediakan kamar
(menyiapkan) jangan di sia-siakan, apalagi sejeleknya kandang.
6). Meskipun sudah tidak bisa
diajak musyawarah, tapi seorang anak bila punya hajat atau mau bepergian,
supaya tetap meminta izin maksudnya untuk memohon restu.
~Meskipun hanya masalah pamit
bisa menyebabkan kekecewaan bagi Orangtua, apalagi tiba-tiba saat bepergian
menemui halangan, lantas Orangtua itu menyalahkan itu akibat pergi tidak pamit
dengan Orangtua.
7). Saat Orangtua sedang
sakit, anak harus menunggu dan jangan di tinggal pergi jauh.
8). Bila Orangtua masih
mempunyai harta dunia, lebih utama untuk bekal mati maksudnya lebih baiknya
untuk di wakafkan atau untuk amal jariyah. Anak harus lapang hatinya tidak
mengincar apalagi mengharapkan warisan sebab itu bisa rusak kalau di pakai
kepada hal-hal yang tidak berguna.
~Lebih buruk lagi kalau harta
warisan malah di jadikan rebutan, sebab baiknya untuk bekal Orangtua nanti.
Kalaupun tidak di wakafkan atau di amal jariyahkan pergunakanlah dengan baik
dan hasilnya untuk sodaqoh jariyah atas nama Orangtua.
9). Bila bepergian jauh
alangkah baiknya membelikan oleh-oleh untuk Orangtua. Sebab watak Orangtua yang
sudah jompo itu kembali lagi seperti anak kecil, banyak mau dan suka minta ini
itu pada anaknya, seperti anak kecil mengharap pemberian dari Orangtua.
10). Kalau ada tamu untuk ikut
menghormati.
11). Anak harus terus
memperhatikan bab ibadahnya dengan baik, kalau sudah tidak bisa mengambil wudhu
sendiri supaya di bantu wudhunya.
12). Kalau sedang membahas
(bicara) tentang hutang atau kekurangan bekal (bahan pakan dll), jangan sampai
Orangtua mendengar, menghawatirkan membuat susahnya Orangtua dan ikut
memikirkannya dan jadi tidak enak makan.
13). Menyenangkan Orangtua,
kalau dapat hadiah atau oleh-oleh dari saudara biarlah Orangtua dulu yang
mencicipi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar